Hello! Comments Pictures
Click Here to Get More Images @ MyNiceProfile.com

Minggu, 27 Oktober 2013

Keraton Qadriah Kesultanan Pontianak



Istana Kadariyah

Berkunjung ke Istana Kadariyah pada sebelah petang. Istana ini merupakan peninggalan kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman pada 14 Rejab 1185 H bersamaan 23 Oktober 1771M dan terletak 4 km dari pusat kota dan terletak di Kampong Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur. Istana ini masih menyimpan berbagai macam benda peninggalan seperti Singahsana, Kaca Pecah Seribu, Al-Quran tulisan tangan dan salasilah keturunan Sultan Pontianak dari sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie hingga kepada sultan kelapan, Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada tahun 1945. 

Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie, (TM 1771-1808).

Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie merupakan anak sulong dari isteri pertama Habib Husein, Nyai Tua. Sultan Sharif Abddurahman dilahirkan di Matan pada 15 Rabiulawal 1154H bersamaan 1739M. Pada tahun 1755, beliau mengikuti ayahnya ke Mempawah. Di Mempawah, beliau berkahwin dengan anak Opu Daeng Menambon bernama Putri Utin Candra Midi dan mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman. Beliau seorang yang aktif dalam mempelajari dan menyebarkan agama, berdagang dan berlayar. Pada tahun 1767, Syarif Abdurrahman berlayar menuju Banjarmasin dan setahun kemudian ia menikah lagi dengan Ratu Syahranum, puteri Sultan Banjar. Dengan perkahwinan tersebut ia mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman Syah Alam. Pada tahun 1771, beliau kembali ke Mempawah dan mendirikan sebuah kerajaan berdekatan Sungai Kapuas dan Sungai Landak iaitu dikenali kini dengan nama Pontianak. Sebelumnya daerah Muara Sungai Kapuas didiami oleh para perompak disepanjang Sungai Kapuas. Kawasan ini akhirnya menjadi kawasan perhentian para pedagang khususnya dari Bangka, Belitung, Bugis dan lain-lainnya. Pedagang dari China juga menjalankan hubungan dagang dengan Pontianak sekitar tahun 1774. Sehubungan itu, perluasan wilayah oleh Syarif Abdurrahman bermula pada tahun 1771 terhadap Sanggau, Tayan dan Sekadau. Kerajaan Sanggau berhasil dikuasai pada tahun 1778. Manakala dalam usaha memperluas jaringan perdagangan, beliau berusaha untuk melakukan perluasaan ke wilayah ke Mempawah dan Sukadana pada tahun 1786. Syarif Abdulrahman diangkat menjadi sultan dengan gelar Paduka Sri Sultan Syarif Abdurrahman bin Almarhum Al Habib Husein Alkadrie pada tahun 1771M dan kembali kerahmatullah pada tahun 1808. 

sumber : http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2010/06/istana-kadariah.html

Tugu Khatulistiwa - Pontianak



Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah. Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.
Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- IndiĆ« : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik saat diterpa sinar Matahari.
Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan

Sumber : http://palingseru.com/8088/10-tempat-wisata-di-kalimantan-barat

Air Terjun Melanggar - Pontianak

Air Terjun Melanggar/Menaggar/Mananggar merupakan patahan Sungai Landak dengan ketinggian terjunan air sekitar 40 meter. Air terjun itu dikelilingi Gunung Pejapa (1.019 m). Lokasi Air Terjun ini terdapat didusun perbuah, Desa Marayuh, Kecamatan Aik Besar, Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat.  

Akses menuju kesana cukup mudah karna berjarak sekitar 260 km dari Pontianak yang diawali melalui jalan darat dari Kota Ngabang menuju Setimbu, ibukota Kecamatan Aik Besar. Bila menggunakan kendaraan umum, harus berenti dulu di terminal kota Kecamatan Ngabang (sekitar tiga jam dari kota pontianak). Selanjutnya dari sana, dapat menggunakan kendaraan desa ke Desa Serimbu (sekitar 56 km dari Ngabang), dengan waktu tempuh sekitar dua jam lebih.
Dari Desa Serimbu, perjalanan ke Air Terjun Melanggar dilanjutkan dengan perahu motor berkecepatan 13 km/jam dengan kekuatan mesin 9,9 PK. Ongkosnya sekitar Rp 100.000 sekali jalan. Perjalanan melintasi Sungai Landak ini menempuh waktu sekitar dua setengah jam, itu pun harus melewati sejumlah riam 

sumber :
http://dikadiksemberang.blogspot.com/2010/05/air-terjun-melanggar-marayuh-pontianak.html