Pada suatu
hari hidup sebuah keluarga yang sangat sederhana atau masuk dalam kategori
keluarga miskin, namun keluarga itu selalu mensyukuri hidup mereka walaupun
dalam serba sederhana atau mungkin kekurangan dan dalam keluarga itu ada sepasang
suami istri, suami tersebut yang bernama Rohmi Firdaus(40) dan istri bernama Novita
Anggraini(35). Mereka dikaruniai empat orang anak, anak pertama bernama Galih Firdaus(18),
kedua bernama Astrid Anggraini(14), ketiga Dede Rizky(10), dan yang terakhir
adalah Habibi(6). Ayah mereka pekerjaannya tidak tetap atau pekerja serabutan
dikarnakan ayah mereka tidak mempunyai ijazah,
ijazah SD sekalipun ayah itu tidak punya karna diwaktu umurnya yg ke8 tahun ia
sudah ditinggal oleh orangtuanya jadi ia tidak melanjutkan sekolahnya hanya
sekedar bisa membaca dan menulis, begitu
pula dengan ibunya ibu mereka yang tidak lain pendidikannya dengan sang suami.
Seorang ayah
dan ibu itu sangat bertekad untuk menyekolahkan anak mereka bagaimanapun
caranya, walau hanya berbekal tenaga yang bisa digunakan ayah tersebut berjuang
keras banting tulang agar anaknya berpendidikan. Ayah itu mencari pekerjaan
kesana kemari tidak ada rasa lelah ataupun malu, begitu pula dengan sang ibu
dirumah ia menjadi kuli mencuci pakaian tetangganya sebagai sampingan dan
menjadi pembantu rumah tangga(PRT) sebagai pekerjaan kesehariannya. Anak pertama
mereka yaitu Galih sudah sampai dikelas 3 SMA sebentar lagi mencapai kelulusan,
dengan susah payah ia sampai duduk di kelas 3 SMA selain biaya dari orangtuanya
galih juga membantu meringankan beban orangtuanya dengan berjualan koran
keliling ia juga mempunyai prestasi yang menonjol dikelasnya ia juga dikenal
sebagai anak yang baik, ramah, dan pintar dikalangan guru dan temannya. Adapun anak
kedua dari pasangan pak Rohmi dan bu novita yaitu astrid ia duduk dikelas 3
SMP, astrid juga tidak kalah dengan kakanya galih ia juga memiliki prestasi
yang baik dan sifatnya sama seperti kakanya, astrid juga ikut meringankan beban
orangtuanya dengan berjualan gorengan disekolahnya, walaupun begitu ia tidak
pernah merasa malu akan hal itu karna ia sadar ia lebih malu apabila tidak
melanjutkan sekolahnya, menurutnya pendidikan adalah yang utama. Adik astrid
yaitu dede anak ketiga ia duduk dikelas 5 SD, dede anak yang penurut walau
terkadang manja tapi diantara yang lain ia yang paling prihatin terhadap
kondisi keluarganya. Dan adik bungsu dari galih adalah habibi, habibi tergolong
anak yang nakal, manja, dan tidak mengerti terhadap keadaan keluarganya.
Suatu hari si
bungsu teriak kelaparan dan tidak mau makan dengan hanya nasi putih, karna saat
itu hanya ada nasi putih didapur. Si bungsu teriak-teriak bosan karna memang
setiap hari hanya ada nasi putih dan setelah ia lama menangis si ibu datang
dengan membawa makanan berupa ayam goreng yang dikasih oleh majikannya,
akhirnya mereka makan karna sangat lahapnya ayam si bungsu habis terlebih
dahulu hingga akhirnya si ketiga kaka nya merasa iba akan adiknya dan
memberikan ayam mereka kepada si bungsu. Sang ibu merasa sangat sedih sekali
dengan keadaan rumah tangganya dan ibunya selalu berdoa agar semua keadaan
berubah kelak agar anaknya tidak selalu menangis karna kelaparan, hingga pada
suatu saat ketika sang ayah pamit untuk bekerja pada saat menuju jalan raya
pada suatu ketika meluncur sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dan brak! Sang ayah
tertabrak oleh mobil tersebut karna sang ayah berlumuran banyak darah lalu
dilarikan kerumah sakit terdekat.
Setelah sang
ayah siuman, ia membuka mata dan didepannya terdapat seorang anak muda
tersenyum dan menanyakan keadaan sang ayah dan tidak lama istri dan
anak-anaknya datang dengan wajah yang sangat khawatir, dan sang pemuda
menceritakan kejadian sebenarnya, pihak dari keluarga pak rohmi tidak menuntut
apa-apa akan tetapi setelah kejadian tersebut sang pemuda sering berkunjung dan
membelikan sebuah rumah dan memberikan modal untuk membuka bisnis dan kelurga
pak rohmi memilih membuka bisnis online yang berupa sepatu untuk pria dan
wanita, pakaian, accesories dll. Bisnis online tersebut membuahkan hasil dan
kemajuannya tumbuh pesat setiap bulannya. Beberapa tahun selanjutnya hingga
cita-cita sang ayah dan ibu terkabul anak-anak mereka dari anak pertama, kedua,
ketiga dan sibungsu menjadi sarjana, dan keluarga pak rohmi kini berubah
drastis akan tetapi dengan keadaannya yang sekarang keluarga pak rohmi tidak
mempunyai sifat riya bahkan setiap bulannya ia mengadakan santunan bulanan
untuk keluarga yang tidak mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar