Istana Kadariyah
Berkunjung ke Istana Kadariyah pada sebelah petang. Istana
ini merupakan peninggalan kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan
Syarif Abdurrahman pada 14 Rejab 1185 H bersamaan 23 Oktober 1771M dan terletak
4 km dari pusat kota dan terletak di Kampong Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak
Timur. Istana ini masih menyimpan berbagai macam benda peninggalan seperti
Singahsana, Kaca Pecah Seribu, Al-Quran tulisan tangan dan salasilah keturunan
Sultan Pontianak dari sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie hingga
kepada sultan kelapan, Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada tahun
1945.
Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie, (TM 1771-1808).
Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie merupakan anak sulong
dari isteri pertama Habib Husein, Nyai Tua. Sultan Sharif Abddurahman
dilahirkan di Matan pada 15 Rabiulawal 1154H bersamaan 1739M. Pada tahun 1755,
beliau mengikuti ayahnya ke Mempawah. Di Mempawah, beliau berkahwin dengan anak
Opu Daeng Menambon bernama Putri Utin Candra Midi dan mendapat gelar Pangeran
Syarif Abdurrahman. Beliau seorang yang aktif dalam mempelajari dan menyebarkan
agama, berdagang dan berlayar. Pada tahun 1767, Syarif Abdurrahman berlayar
menuju Banjarmasin dan setahun kemudian ia menikah lagi dengan Ratu Syahranum,
puteri Sultan Banjar. Dengan perkahwinan tersebut ia mendapat gelar Pangeran
Syarif Abdurrahman Syah Alam. Pada tahun 1771, beliau kembali ke Mempawah dan
mendirikan sebuah kerajaan berdekatan Sungai Kapuas dan Sungai Landak iaitu
dikenali kini dengan nama Pontianak. Sebelumnya daerah Muara Sungai Kapuas
didiami oleh para perompak disepanjang Sungai Kapuas. Kawasan ini akhirnya
menjadi kawasan perhentian para pedagang khususnya dari Bangka, Belitung, Bugis
dan lain-lainnya. Pedagang dari China juga menjalankan hubungan dagang dengan
Pontianak sekitar tahun 1774. Sehubungan itu, perluasan wilayah oleh Syarif
Abdurrahman bermula pada tahun 1771 terhadap Sanggau, Tayan dan Sekadau.
Kerajaan Sanggau berhasil dikuasai pada tahun 1778. Manakala dalam usaha
memperluas jaringan perdagangan, beliau berusaha untuk melakukan perluasaan ke
wilayah ke Mempawah dan Sukadana pada tahun 1786. Syarif Abdulrahman diangkat
menjadi sultan dengan gelar Paduka Sri Sultan Syarif Abdurrahman bin Almarhum
Al Habib Husein Alkadrie pada tahun 1771M dan kembali kerahmatullah pada tahun
1808.
sumber : http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2010/06/istana-kadariah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar